Assalamualaikum
wr.wb
Di blog saya
kali ini, saya akan membahas pelajaran Bahasa Indonesia yaitu majas. Materi ini
saya dapat saat saya duduk di kelas 7 SMP.
Majas sering
dipakai dalam membuat puisi. Majas atau yang sering disebut gaya bahasa
digunakan untuk membuat kalimat atau bait dalam puisi terkesan lebih hidup dan
sarat makna.. Puisi yang baik dan indah, biasanya terdapat majas - majas yang
mendukung setiap kalimatnya.
Selain majas ada
2 hal lagi yang mendukung keindahan puisi, yaitu rima dan diksi. Rima adalah
persamaan kata akhir baris puisi, sedangkan diksi adalah pemilihan kata. Ketiga
hal tersebut jika digunakan dalam pembuatan puisi, puisi tersebut akan sarat
makna dan penuh dengan keindahan. Tetapi yang saya bahas kali ini hanya majas. Majas
terdiri dari banyak macam, berikut ini macam – macamnya :
Macam – macam Majas
:
1.
Majas Personifikasi: artinya, menghidupkan benda mati (menganggap
benda mati seolah – olah bisa berbuat seperti manusia).
Contoh :
-
Pucuk cemara menari – nari.
-
Ombak berkejar – kejaran.
2.
Majas Hiperbola : artinya, melebih – lebihkan dari kenyataan yang sesungguhnya.
Contoh :
-
Darahnya mengalir menganak sungai.
-
Pecah gendang telingaku mendengar suaramu.
3.
Majas Antitesis : artinya, penggunaan 2 kata yang berlainan makna.
Contoh :
-
Laki – laki besar kecil bermain layang – layang di
lapangan.
-
Tua muda merayakan HUT RI di RT - nya masing – masing.
4.
Majas Ironi : artinya, pernyataan yang berlawanan dengan kenyataan yang sesungguhnya
dengan tujuan menyindir.
Contoh :
-
Bagus benar nilai rapotmu (padahal banyak nilai yang
tidak tuntas).
-
Pagi benar engkau datang (padahal datang terlambat).
5.
Majas Litotes : artinya, pernyataan yang berlawanan dengan kenyataan yang sesungguhnya
dengan tujuan merendah.
Contoh :
-
Ayo main ke gubukku! (padahal rumahnya megah).
-
Maaf saya hanya dapat menyuguhkan air saja (padahal
yang disuguhkan es buah yang segar).
6.
Majas Antonomasia : artinya, penyebutan seseorang berdasarkan cirri khusus yang dimiliki.
Contoh :
-
Hari ini si cerewet
tidak masuk.
-
Si gendut kerjanya makan saja.
7.
Majas Metonimia : artinya, penyebutan barang hanya dengan menyebut merknya saja.
Contoh :
-
Ayah ke kantor naik Honda
-
Saya makan sepiring Indomie.
Atau juga bisa
menyebut buku dengan hanya menyebut pengarangnya saja.
Contoh : Saya suka membaca Andrea Hirata (padahal yang dibaca
berjudul Laskar Pelangi).
8.
Majas Alusio : artinya, pengiasan / ibarat dengan menggunakan peribahasa, pepatah /
bagian pantun yang isinya lazim sudah diketahui.
Contoh :
-
Cepat kerjakan, jangan menggantang asap saja (melamun).
-
Ia menyesal
sekarang, tetapi sesal dahulu pendapatan, sesat kemudian tiada berguna.
9.
Majas Eufimisme : artinya, ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang
dianggap kasar, tabu, atau tidak menyenangkan.
Contoh :
-
Ayahku mantan
Kepsek (bekas).
-
Bu saya mau ke belakang
(toilet).
10.
A). Majas Sinekdok Pars Prototo
Artinya , penyebutan sebagian untuk maksud
keseluruhan.
Contoh :
- Kemana saja kau sudah lama tak nampak batang hidungmu. (untuk mewakili keseluruhan orang).
- Tiap minggu diwajibkan membayar kas 1000 per kepala.(untuk mewakili
keseluruhan orang).
B). Majas Sinekdok Totem Pro Parte
Artinya, penyebutan keseluruhan untuk maksud sebagian.
Contoh :
-
Kelas 7F mendapat juara pertama lomba karaoke. (padahal yang
ikut lomba atau yang mewakili adalah Deli).
-
SMP 4 mendapat juara I lomba CC lalu lintas. (padahal yang
ikut lomba hanya 3 orang).
11.
Majas Oksimoron : artinya,
pengungkapan yang mengandung pendirian / pendapat terhadap sesuatu yang
mengandung hal hal yang bertentangan.
Contoh :
-
Memang benar bahwa musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari kesepakatan,
namun tak jarang menjadi wadah
pertentangan para pesertanya.
-
Olahraga mendaki bukit memang menarik, tetapi juga sangat berbahaya.
12.
Majas Paradoks : artinya,
pengungkapan terhadap sesuatu kenyataan yang seolah – olah bertentangan, tetapi
mengandung kebenaran.
Contoh :
-
Memang hidupnya mewah
(mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi tidak berbahagia). Tidak tahu mengapa,
mungkin karena banyak urusan dunia.
-
Walaupun ia tinggal di kota besar, kota metropolitan, hiburan ada dimana – mana, ia
bercerita padaku katanya kesepian.
13.
Majas Kontradiksio : artinya,
pengungkapan yang memperlihatkan pertentangan yang sudah dikatakan lebih dahulu
sebagai pengecualian.
Contoh :
-
Sebenarnya semua saudaranya
yang dulu pandai – pandai,
hanya dia sendiri yang bodoh. Mungkin saja karena malasnya.
-
Malam itu gelap gulita, hanya kerlap – kerlip kunang – kunang yang sebentar tampak dan
sebentar hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar